Selasa, 12 Mei 2015

BUDAYA DAN TRADISI ADAT CUCI PUSAKA CIAMIS JAWA BARAT


Warga Panjalu, Ciamis, Jawa Barat, ramai-ramai mengikuti perhelatan adat cuci pusaka atau nyangku. Dalam ritual adat tahunan ini, berbagai pusaka peninggalan Raja Panjalu, Prabu Sanghyang Borosngora dirawat dan dibersihkan dengan cara dicuci.

Sejak pagi warga sudah berkumpul. Acara dimulai dengan mengarak berbagai pusaka peninggalan Prabu Borosngora menuju makam sang prabu di tengah Situ Panjalu.

Setelah dibawa dengan perahu, iring-iringan pengawal atau abdi panjalu tiba di makam Prabu Borosngora. Di tempat ini segenap hadirin menaikkan doa bagi mendiang raja kerajaan Panjalu.

Usai doa, pusaka antara lain sebilah pedang, kujang, dan cis dibawa kembali untuk dicuci di alun-alun Panjalu. Inilah puncak tradisi nyangku ketika warga berebut mendapatkan air bekas cucian pusaka. Meski harus berdesakkan, warga tetap antusias.

Bagi yang tak kebagian, mengumpulkan air yang terbuang di lantai atau sekadar mengusapkan wajah pada kain yang terkena air cucian pusaka pun sudah cukup. Ada alasan kenapa warga memperebutkan air cucian pusaka itu.

Tradisi ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jabar. Bagi Pemprov Jabar, ritual adat nyangku akan dikembangkan menjadi ikon wisata Ciamis.

Ritual adat nyangku merupakan agenda rutin tahunan warga Panjalu setiap bulan Mulud. Usai pencucian seluruh pusaka kembali dibungkus dan disimpan di tempat khusus yang diberi nama bumi alit dan baru dibawa keluar lagi pada mulud berikutnya.(AIS)
(Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat.Tradisi, )


0 komentar:

Posting Komentar