Sabtu, 23 Mei 2015

RUMAH ADAT LIMAS SUMATERA SELATAN PALEMBANG


Rumah Limas Palembang dibangun di atas tiang-tiang yang terbuat dari jenis kayu unglen yang berjumlah 32 buah atau kelipatannya. Rumah limas Palembang merupakan rumah panggung yang bagian kolongnya merupakan ruang positif untuk kegiatan sehari-hari. Ketinggian lantai panggung dapat mencapai ukuran 3 meter. Untuk naik ke rumah limas dibuatlah dua tangga kayu dari sebelah kiri dan kanan. Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut tenggalung. Makna filosofis dibalik pagar kayu itu adalah untuk menahansupaya anak perempuan tidak keluar rumah.
Pada bagian lantainya dibuat bertingkat-tingkat atau biasa disebut kekijing dengan menggunakan kayu jenis tembesu yang berbentuk papan (persegi panjang) disusun secara horizontal menurut besaran masing-masing ruang. Sementara pada dinding Rumah Limas dibuat dari kayu jenis merawan yang berbentuk papan, dengan cara penyusunan dan besaran yang sama dengan papan pada lantai.
Pada bangunan depan Rumah Limas Palembang terdapat Jogan, Ruang kerja, Gegajah Pada ruangan ini terdapat Amben (Balai/tempat Musyawarah) yang terletak lebih tinggi dari lantai ruangan (+/- 75 cm). Ruangan ini merupakan pusat dari Rumah Limas digunakan saat pemilik rumah menggelar hajatan, upacara adat, kenduri atau pertemuan-pertemuan penting, interaksi kehidupan sosial serta dekorasi. Sebagai pembatas ruang terdapat lemari yang dihiasi sehingga show/etlege dari kekayaan pemiliki rumah.
Pangkeng Penganten, (bilik tidur) terdapat dinding rumah, baik dikanan maupun dikiri. Untuk memasuki bilik atau Pangkeng ini, kita harus melalui dampar (kotak) yang terletak di pintu yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan rumah tangga. Berikutnya adalah ruang Kepala Keluarga, Pangkeng Kaputren adalah kamar anak perempuan, Pangkeng Keputran adalah kamar anak laki-laki, Ruang Keluarga, dan Ruang Anak Menantu. Semetara pada bagian belakang terdiri dari Dapur atau pawon, Ruang Pelimpahan, dan Ruang Hias/Toilet. Pembagian ruang secara fisik berfungsi batasan aktivitas yang berlangsung di rumah berdasarkan tingkat keprivasiannya.
Secara personal, sikap pribadi masyarakat Palembang menjunjung tinggi kehormatan laki-laki dan wanita. Dan secara sosial, menunjang citra diri kebudayaan Palembang yaitu dengan menjunjung tinggi norma-norma adat yang berlaku di masyarakat. Bentuk rumah yang luas merupakan gambaran kondisi sosial budaya masyarakat Palembang yang menjunjung tinggi sifat kebersamaan dalam bentuk gotong royong.
Namun demikian, dengan bentuk ruang dan lantai berkijing-kijing pada rumah Limas, manandakan bahwa rumah limas memiliki tata aturan sosial yang rapi. Tempat duduk para tetamu pada saat sedekah/kenduri seolah sudah ditentukan berdasarkan status tamu tersebut. Para ulama, pemuka masyarakat, saudagar duduknya pada tempat kijing yang tinggi sedangkan yang lain menyesuaikan diri dengan kedudukannya. Apabila dilanggar maka orang tersebut menjadi kaku, karena rasa segan/canggung ataupun rasa takut dan malu.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, Rumah adat, Tradisi, )

0 komentar:

Posting Komentar