Jumat, 19 Juni 2015

BUDAYA & TRADISI POTONG PANTAN SUKU DAYAK KALIMANTAN

Pulau Kalimantan atau yang sering disebut Borneo memiliki berjuta kekayaan budaya yang unik dan menarik. Salah satunya ialah tradisi menyambut tamu, potong pantan, yang terdapat di masyarakat pedalaman suku asli penghuni Borneo, yaitu suku Dayak.
Dayak adalah nama penduduk asli Pulau Borneo yang saat ini masih banyak tinggal di pedalaman Kalimantan. Suku asli Dayak ini memunyai budaya maritim atau bahari karena nama mereka banyak memunyai arti dan berhubungan dengan sungai (karena banyaknya sungai yang terdapat di pedalaman Kalimantan).
Di balik itu semua, suku Dayak ternyata memiliki berbagai macam tradisi yang menarik, seperti halnya tradisi penyambutan tamu ala suku Dayak, potong pantan. Sekilas, memang tradisi ini hanya sebuah proses penyambutan tamu biasa, tapi jika Anda telusuri lebih mendalam, ternyata potong pantan sarat dengan makna kekeluargaan yang sangat kental.
Tradisi potong pantan atau memotong kayu bulat yang dipasang melintang di gapura, diyakini masyarakat dayak pedalaman Kalimantan Tengah dapat mengusir setan atau roh jahat yang menempel pada seseorang. Potong pantan sendiri biasanya dilakukan untuk menyambut kedatangan tamu atau pejabat pemerintahan dan negara.
Semboyan “tamu adalah raja” masih berlaku bagi masyarakat di tempat ini. Mereka akan menyambut kedatangan para tamu dengan meriah. Seluruh penduduk desa, dari ketua adat hingga anak-anak, ikut menyambut dengan ritual adat yang mereka sebut potong pantan.
Potong pantan merupakan salah satu upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Ngaju di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kapuas. Upacara ini telah dilakukan sejak nenek moyang mereka, dan diwariskan ke generasi berikut hingga kini.
“Tradisi ini melambangkan orang Dayak memiliki prinsip keterbukaan, menerima siapa pun yang datang ke wilayahnya asal dengan iktikad baik.
Dalam upacara ini, seluruh tamu yang datang akan diminta memotong batang bambu hijau yang dipasang melintang di pintu masuk dengan mengunakan sebilah pedang Mandau. Musik tradisional dan nyanyian menggunakan bahasa Sangian mengiringi jalannya upacara.
Bahasa Sangian merupakan bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan dunia arwah. Sebelum dipersilakan masuk rumah, biasanya antara tamu dan tetua adat, pertama-tama, diajukan beberapa pertanyaan, seperti siapa nama Anda, dari mana, dan apa tujuan datang ke daerah ini.
Upacara ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk bagi penduduk setempat maupun para tamu. Yang perlu Anda ketahui dalam tradisi ini, secara kepercayaan adat setempat, apabila kayu tersebut dipotong tanpa halangan, berarti tamu tersebut dapat diterima dan dilancarkan jalannya saat berkunjung ke sana. Begitu pun sebaliknya, apabila tidak berhasil dipotong secara lancar, berarti tamu tersebut patut dipertanyakan perihal maksud dan tujuan kedatangan mereka ke tanah suku Dayak tersebut.
Acara pun dilanjutkan dengan suguhan tari-tarian yang diiringi dengan musik tradisional. Dalam menyambut tamu, mereka juga memotong hewan korban sebagai bentuk penghormatan bagi arwah nenek moyang.Ritual ini dipimpin seorang pemuka agama yang juga diiringi doa dengan menggunakan bahasa Sangian.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat, Tradisi, )


***)berbagai sumber

1 komentar:

  1. Cari game poker 1 user id bisa bermain bermacam game berbeda di indonesia,
    Kunjungi situsnya disini* wwwmgmpoker88. com
    Pin BBM : D88FDB2E
    ▽ WA : +85577597038
    ▽ LINE : MGM POKER
    ▽ Skype : mgmpoker
    raja poker

    BalasHapus