Merupakan salah satu suku yang masih memegang adat istiadat yang diturunkan oleh nenek moyang mereka, warga baduy kembali menjalankan upacara penyerahan hasil panen mereka kepada pemerintah setempat. Upacara penyerahan hasil panen ini dikenal dengan nama Seba. Upacara ini sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka.
Masyarakat Baduy bersiap-siap untuk melakukan upacara Seba. Masyarakat ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu masyarakat baduy dalam dan luar. Setiap desa mengirimkan beberapa orang utusannya yang keseluruahnnya adalah laki-laki untuk membawa hasil panennya. Jumlah keseluruhan yang mengikuti upacara tersebut sekitar 1.480 orang.
Hasil penen yang mereka bawa bermacam-macam, diantaranya : Pisang, gula aren, beras, coklat, biji kopi dan lain-lain, dengan menggunakan angkutan truk yang diparkir di terminal Ciboleger, yaitu terminal terakhir yang tidak jauh dari perkampungan masyarakat baduy luar yaitu kaduketug.
Keberangkatan dimulai dari terminal Ciboleger untuk masyarakat baduy luar dengan menggunakan angkutan umum. Sedangkan untuk masyarakat baduy dalam, mereka sudah lebih dahulu berangkat menuju rangkas pada pukul 03 dinihari dengan berjalan kaki.
Mereka meninggalkan kampung selama 2 hari untuk melaksanakan upacara ini, karena upacara seba ini dilakukan di 2 tempat pemerintahan, yaitu pada hari pertama dilakukan di Kantor Bupati Lebak di Rangkasbitung dan pada hari kedua dilaksanakan di kantor Gubernur Serang.
Upacara pertama dilakukan di Kantor Bupati Lebak pada malam hari dan mereka pun istirahat dan bermalam dipendopo, menunggu pagi hari untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju Serang. Didalam pendopo tempat mereka upacara ada satu buah spanduk yang bertuliskan “Upacara seba warga masyarakat Baduy ka-Bapak Gede”.
Setelah sampai di kantor Gubernur Serang mereka istirahat disana menunggu malam hari untuk kembali melakukan upacara yang sama seperti yang dilakukan dihari sebelumnya. Acara ini, juga merupakan forum silaturahmi antara warga Baduy dengan pemerintah sekaligus melaporkan situasi social kemasyarakatan, keamanan dan hasil pertanian serta keadaan lain yang terjadi selama setahun terakhir.
Setelah acara selesai mereka pun beristirahat disana sambil menyaksikan hiburan berupa wayang golek yang disediakan. Dan mereka pun tidur dipendopo.
Seba merupakan sebuah tradisi adat yang harus dilakukan setiap tahunnya bagi warga Baduy sebagai wujud nyata tanda kesetiaan dan dan ketaatan kepada Pemerintah RI yang dilaksanakan kepada penguasa Pemerintahan dimulai dari Bupati Lebak dan Gubernur Banten.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat, Tradisi)
***)berbagai sumber
Masyarakat Baduy bersiap-siap untuk melakukan upacara Seba. Masyarakat ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu masyarakat baduy dalam dan luar. Setiap desa mengirimkan beberapa orang utusannya yang keseluruahnnya adalah laki-laki untuk membawa hasil panennya. Jumlah keseluruhan yang mengikuti upacara tersebut sekitar 1.480 orang.
Hasil penen yang mereka bawa bermacam-macam, diantaranya : Pisang, gula aren, beras, coklat, biji kopi dan lain-lain, dengan menggunakan angkutan truk yang diparkir di terminal Ciboleger, yaitu terminal terakhir yang tidak jauh dari perkampungan masyarakat baduy luar yaitu kaduketug.
Keberangkatan dimulai dari terminal Ciboleger untuk masyarakat baduy luar dengan menggunakan angkutan umum. Sedangkan untuk masyarakat baduy dalam, mereka sudah lebih dahulu berangkat menuju rangkas pada pukul 03 dinihari dengan berjalan kaki.
Mereka meninggalkan kampung selama 2 hari untuk melaksanakan upacara ini, karena upacara seba ini dilakukan di 2 tempat pemerintahan, yaitu pada hari pertama dilakukan di Kantor Bupati Lebak di Rangkasbitung dan pada hari kedua dilaksanakan di kantor Gubernur Serang.
Upacara pertama dilakukan di Kantor Bupati Lebak pada malam hari dan mereka pun istirahat dan bermalam dipendopo, menunggu pagi hari untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju Serang. Didalam pendopo tempat mereka upacara ada satu buah spanduk yang bertuliskan “Upacara seba warga masyarakat Baduy ka-Bapak Gede”.
Setelah sampai di kantor Gubernur Serang mereka istirahat disana menunggu malam hari untuk kembali melakukan upacara yang sama seperti yang dilakukan dihari sebelumnya. Acara ini, juga merupakan forum silaturahmi antara warga Baduy dengan pemerintah sekaligus melaporkan situasi social kemasyarakatan, keamanan dan hasil pertanian serta keadaan lain yang terjadi selama setahun terakhir.
Setelah acara selesai mereka pun beristirahat disana sambil menyaksikan hiburan berupa wayang golek yang disediakan. Dan mereka pun tidur dipendopo.
Seba merupakan sebuah tradisi adat yang harus dilakukan setiap tahunnya bagi warga Baduy sebagai wujud nyata tanda kesetiaan dan dan ketaatan kepada Pemerintah RI yang dilaksanakan kepada penguasa Pemerintahan dimulai dari Bupati Lebak dan Gubernur Banten.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat, Tradisi)
***)berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar