Kamis, 02 Juli 2015

BUDAYA & TRADISI WIWITAN

Masyarakat Pedukuhan Geden, Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, menggelar upacara tradisi wiwitan panen. Hal itu sebagai upaya menjaga kelestarian tradisi petani saat memasuki masa panen padi tersebut.
Prosesi wiwitan, terbagi dalam dua bagian. Dalam hal ritual, seperti lazimnya sesaji, ada tetua kampung ataupun mbah kaum yang biasanya memimpin doa lalu diteruskan dengan pemotongan batang padi yang pertama sebagai pertanda proses panen padi bisa segera dilakukan. Dan yang kedua, adalah proses makan bersama. Ubo rampe berupa nasi tumpeng, sayur kluwih, urap atau kluban, pelas, telur, tempe tahu goreng, rese (ikan asin) dan peyek segera dibagi-bagikan dalam bungkus daun pisang dan daun jati. Yang menarik, semua yang hadir tanpa kecuali mendapat jatah makanan yang sama. Dan bisa ikut bersantap menu tradisional di tengah sawah.
Acara dimulai dengan iring-iringan masyarakat yang mengenakan pakaian adat Jawa menyusuri jalan pedukuhan. Mereka menuju areal persawahan dengan membawa empat buah nasi tumpeng dan satu gunungan berisi hasil bumi.
Berturut-turut di belakangnya juga tampak kaum ibu-ibu yang memanggul sejumlah uba rampe upacara adat tersebut.
Sesampainya di sebuah petak lahan, sesepuh adat warga setempat langsung memimpin doa bersama. Kemudian, dilakukan potong tumpeng dan pemotonga beberapa tangkai padi sebagai simbol dimulainya masa panen padi.
Prosesi ditutup dengan acara makan bersama dengan menu nasi wiwitan.
Nasi tersebut menurut Ketua Panitia, Waluyo, merupakan merupakan makanan wajib dalam setiap acara wiwitan. Menunya terdiri atas nasi tumpeng gurih, ingkung (daging ayam), sambel kacang dengan lauk telur rebus dan ikan asin.
Konon tradisi wiwitan ini sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa dan orang Jawa kuno hanya mengenal animisme, tapi bukankah Dewi Sri sebagai dewi padi berasal dari tradisi Hinduisme (India)? Entahlah, yang pasti petani Jawa kini semakin jarang melakukan upacarawiwitan karena alasan kepraktisan dan digeser, atau berbenturan, dengan nilai-nilai agama impor. Menurut Islam (Arab) memberi sedekah atau persembahan kepada ‘yang lain’ selain Allah SWT disebut ‘syirik’ dan hukumnya haram.
Meskipun saya sholat dan kadang ke masjid, minggu sore yang cerah itu saya bersepakat .menggelar wiwitan bersama pemuda-pemuda yang ikut kelompok tani yang saya bentuk. Sesungguhnya, disamping mengajarkan budi pekerti dan nilai-nilai tradisi kepada kelompok tani muda. muatan romantisme sangatlah besar untuk mengenang masa kanak-kanak ketika mengikuti upacara wiwitan.
Makna dari tradisi wiwit, sejatinya adalah panjatan doa dan ungkapan syukur atas limpahan hasil panen dari Yang Maha Kuasa. Tapi dari kacamata yang berbeda, tradisi wiwit sesungguhnya juga bisa dimaknai sebagai sarana atau media terjalinnya interaksi sosial diantara para petani serta hubungan keselarasan antara petani pemilik lahan dengan alam.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat.Tradisi, Tradisi, )

0 komentar:

Posting Komentar