Sabtu, 15 Agustus 2015

UPACARA ADAT BAKAR GUNUNG API BENGKULU

menyusun batok kelapa seperti tusuk sate sehingga membentuk gunungan, lalu membakarnya itulah maksud dari tradisi ini. Tradisi ini dilakukan oleh Suku Serawak, dipercaya bahwa batok kelapa menyimbolkan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga doa bagi arwah keluarga agar hidup tentram di akhirat.Suku Serawai di Bengkulu melakukan tradisi Bakar Gunung Api sejak ratusan tahun. Tradisi ini dilakukan saat malam takbiran setelah shalat Isya. Batok kelapa disusun seperti tusuk sate sehingga tinggi menjulang kemudian dibakar sehingga api membumbung tinggi. Tradisi ini sebagai simbol
Ucapan syuur kepada Tuhan dan juga doa kepada arwah keluarga.
Api dipercaya menghubungkan manusia dengan leluhur. Inilah yang dipercaya warga Bengkulu, hingga melahirkan tradisi Ronjok Sayak atau Bakar Gunung Api. Konon, Ronjok Sayak sudah dilakukan Suku Serawai sejak ratusan tahun lalu.
Tradisi itu dilakukan pada malam takbiran di depan rumah setiap warga. Ronjok Sayak menggunakan media batok kelapa yang disusun seperti tusuk sate hingga menjulang. Pembakaran batok itu dilakukan warga kampung secara serentak, usai melaksanakan salat isya.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, Tradisi, upacara adat, )

0 komentar:

Posting Komentar