Jumat, 14 November 2014

BUDAYA & TRADISI PERANG KETUPAT BALI

 BUDAYA & TRADISI  PERANG KETUPAT  BALI
Budaya & tradisi. Upacara Perang Ketupat atau sering juga disebut Aci Rah Pengangon merupakan upacara bermakna bentuk ungkapan rasa terima kasih kepada Sang Hyang Widhi, atas hasil panen, terhindar dari kekeringan, juga doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan umat manusia. Upacara Perang Ketupat yang dirayakan satu tahun sekali diadakan di desa Kapal, kabupaten Badung kira kira lebih kurang 20 menit dari Ibukota Denpasar Bali.
Upacara Perang Ketupat ini adalah salah satu budaya dan tradisi adat Umat Hindu di Bali yang tergolong unik, dan merupakan warisan leluhur yang masih terus dilaksanakan secara turun temurun dari dari generasi ke generasi sampai saat ini. Upacara Perang Ketupat pertama kali diadakan kira kira abad 13 masehi dan dirayakan 1 tahun sekali. Lama prosesi perang ketupat atau Aci Rah Penganngon ini sekitar 30 menit di jalan raya, sehingga arus lalu lintas sementara dalam waktui 30 menit ditutup, upacara diikuti oleh warga desa kapal. Tradisi ini memang unik sehingga banyak disaksikan wisatawan.
Sebelum prosesi ini digelar, peserta yang hanya melibatkan kaum pria ini melakukan persembahyangan bersama. Seperti namanya perang ketupat, tentu peluru yang digunakan adalah sebuah ketupat, yang dikumpulkan dari warga desa kapal, dan warga dipisah menjadi 2 kelompok yang nantinya saling serang dengan ketupat, saat perang dimulai semua saling serang satu-sama lainnya.
Ratusan warga saling berhadap-hadapan. Mereka bersiap untuk berperang. Begitu aba-aba diberikan, mereka kemudian langsung bertempur. Saling lempar kelompok yang berhadapan. Namun, amunisi mereka bukan peluru yang biasa digunakan tentara.Mereka menenteng ketupat. Bukan pula mereka tengah tawuran. Ratusan warga Desa Adat Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, tengah melaksanakan tradisi perang ketupat yang sudah dilakukan turun temurun.
Dan setelah perang ketupat usai, mereka saling berjabat tangan, bercerita satu sama yang lain, tidak ada permusuhan diantara mereka, hanya berupa ungkapan syukur atas karunia yg mereka peroleh.


***) Dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar