Bagi masyarakat Suku Tengger, Upacara adat adalah salah satu wujud rasa syukur masyarakat Tengger kepada tuhan. Ada banyak upacara adat di masyarakat Tengger yang memiliku tujuan bermacam-macam diantaranya meminta berkah, menjauhkan malapetaka, wujud syukur atas karunia yang diberikan tuhan kepada masyarakat Tengger. Salah satunya adalah upacara adat Kasada.
Upacara ini adalah upacara untuk memperingati pengorbanan
seorang Raden Kusuma anak Jaka Seger dan lara Anteng. Selain itu upacara ini
dilaksanakan oleh masyarakat tengger untuk meminta keselematan dan berkah.
Upacara ini dilaksanakan padat tanggal 14 s.d. 16 bulan Kasada atau saat bulan
purnama tampak di langit secara utuh setiap setahun sekali.
Pada saat upacara ini berlangsung masyarakat suku tengger
berkumpul dengan membawa hasil bumi, ternak peliharaan dan ayam sebagai sesaji
yang disimpan dalam tempat yang bernama ongkek. Pada saat sudah mencapai di
kawah gunung Bromo, seluruh sesaji tersebut dilemparkan ke tempat tersebut.
Adapun upacara ini merupakan jalan ujian bagi pulun mulenen atau dukun baru
untuk disahkan sebagai dukun, jika dukun baru keliru dalam melaksanakan proses
upacara Kasada maka dukun tersebut gagal menjadi dukun.
Dalam upacara Kasada masyarakat Tengger terdapat beberapa tahapan upacara yang harus dilaksanakan agar upacara Kasada berlangsung dengan khidmat yaitu Puja purkawa, Manggala upacara, Ngulat umat, Tri sandiya, Muspa, Pembagian bija, Diksa widhi, Penyerahan sesaji di kawah Bromo.
Proses berjalannya upacara Kasada dimulai pada Sadya kala puja dan berakhir sampai Surya puja dimana seluruh masyarakat Tengger menuju Gunung Bromo untuk menyampaikan korban. Upacara Kasada dimulai dengan pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Rara Anteng Jaka Seger di panggung terbuka Desa Ngadisari. Tepat pada pukul 24.00 diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan masyarakat di lautan pasir Gunung Bromo. Bagi masyarakat Tengger, dukun merupakan pemimpin dalam bidang keagamaan yang biasanya memimpin upacara-upacara ritual perkawinan dll. Pada saat ini sebelum dukun dilantik, para dukun harus lulus ujian dengan cara menghafal dan membacakan mantra-mantra. Setelah selesai upacara, ongkek yang berisi sesaji dikorbankan di Puden Cemara Lawang dan kawah Gunung Bromo. Seluruh ongkek tersebut dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan nenek moyang mereka.
Dalam upacara Kasada masyarakat Tengger terdapat beberapa tahapan upacara yang harus dilaksanakan agar upacara Kasada berlangsung dengan khidmat yaitu Puja purkawa, Manggala upacara, Ngulat umat, Tri sandiya, Muspa, Pembagian bija, Diksa widhi, Penyerahan sesaji di kawah Bromo.
Proses berjalannya upacara Kasada dimulai pada Sadya kala puja dan berakhir sampai Surya puja dimana seluruh masyarakat Tengger menuju Gunung Bromo untuk menyampaikan korban. Upacara Kasada dimulai dengan pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Rara Anteng Jaka Seger di panggung terbuka Desa Ngadisari. Tepat pada pukul 24.00 diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan masyarakat di lautan pasir Gunung Bromo. Bagi masyarakat Tengger, dukun merupakan pemimpin dalam bidang keagamaan yang biasanya memimpin upacara-upacara ritual perkawinan dll. Pada saat ini sebelum dukun dilantik, para dukun harus lulus ujian dengan cara menghafal dan membacakan mantra-mantra. Setelah selesai upacara, ongkek yang berisi sesaji dikorbankan di Puden Cemara Lawang dan kawah Gunung Bromo. Seluruh ongkek tersebut dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan nenek moyang mereka.
Upacara Kasada Masyarakat Tengger telah membawa manfaat
bagi masyarakat tengger. Selain untuk meminta keselamatan, upacara ini mampu
menyedot banyak perhatian seluruh kalangan masyarakat. Ada nilai politik dalam
upacara Kasada ini dimana upacara Kasada merupakan upacara yang juga bertujuan
untuk menancapkan kekuatan politik di daerah tersebut.
Ini adalah upacara adat tahunan yang diselenggarakan
oleh masyarakat Tengger yang terjadi pada malam ke-14 bulan ke-10 dalam
kalender Jawa. Menurut Tengger, Yadnya Kasada adalah Kudus upacara persembahan
dengan memberikan tanaman pangan dan hewan korban ke kawah gunung Bromo.
Upacara sesembahan atau sesajen ini adalah untuk Sang
Hyang Widhi dan para leluhur, terutama Roro Anteng (Putri Raja Majapahit) dan
Joko Seger (Putra Brahmana). Upacara adat ini digelar di Pura Luhur Poten,
tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga dini hari. Upacara adat
suku Tengger ini bertujuan untuk mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap
desa di sekitar Gunung Bromo. Dalam festival ini suku Tengger akan melemparkan
sesajen berupa sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah gunung tersebut.
Rangkaian acara Kasada antara lain adalah:
1. Rakan Tawang dan Mepek
2. Tayuban
3. upacara
4. Menawarkan ke Kawah Bromo
1. Rakan Tawang dan Mepek
2. Tayuban
3. upacara
4. Menawarkan ke Kawah Bromo
Menyaksikan upacara Kasada tentu akan menambah pengalaman
dan pengetahuan tentang khasanah budaya Indonesia. Jika Anda ingin menyaksikan
upacara ini datanglah sebelum tengah malam agar mendapatkan tempat terbaik
untuk menyaksikan rangakaian upacara Kasada. Upacara Kasada selalu menjadi daya
tarik tersediri bagi wisatawan, sehingga jalan akan macet, penuh dan sesak.
Perlu diperhatikan juga untuk tetap beriringan bersama rombongan penduduk saat
menuju arah bawah gunung agar tidak tersesat akibat kabut yang tebal dan arah
pandang yang terbatas.
(Budaya, upacara adat,Tradisi,Tokoh, )
***)berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar