Minggu, 08 Maret 2015

TARI SAMAN YANG MENDUNIA

Menghentak penuh semangat dengan permainan ritme gerakan dan lagu. Itulah ciri tari saman. Siapa pun yang menyaksikannya pantas berucap "luar biasa". 
Tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, ini memang selalu membuat orang takjub. Apalagi, mereka yang baru pertama kali menyaksikannya.
Tarian tersebut memiliki keunikan tersendiri dan tidak bisa dijumpai pada tarian-tarian tradisional Aceh lainnya. Menurut budayawan Gayo Lues Buniyamin, yang menakjubkan dalam tari saman, yaitu adanya gerakan-gerakan badan penari pria dengan variasi tangan yang ditepuk ke dada dengan begitu cepat sehingga menjadi sebuah atraksi yang sangat dinamis dan penuh kekuatan.
Tari saman merupakan gerakan pemain bertepuk tangan, memukul dada, paha, dan tanah. Gerakan saman melambangkan alam, lingkungan, dan kehidupan sehari-hari dari masyarakat Gayo. "Gerakan-gerakan seperti itulah yang membuat tarian ini unik. Sehingga, siapa saja yang menyaksikannya akan terpesona dan kagum," kata Buniyamin.
Keunikan lainnya, Buniyamin mengatakan, Tari Saman hanya bisa dilakukan oleh orang Gayo. Menurutnya, kalaupun ada orang di luar Orang Gayo yang menarikannya, pasti ada perbedaan. Hampir semua orang Gayo bisa menampilkan tarian ini. Mereka kerap tak perlu latihan karena gerakannya memang sudah mendarah daging.
Buniyamin mengatakan, atas dasar itulah Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menjadikan tari saman sebagai warisan dunia tak benda.
UNESCO melalui Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryanti, Kamis (24/9), menyerahkan sertifikat tari saman kepada Pemerintah Provinsi Aceh yang diterima oleh Gubernur Zaini Abdullah. Penyerahan dilakukan di Anjungan Aceh, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Zaini mengatakan, masyarakat Aceh sangat bangga dengan pengakuan dunia terhadap tari saman. Tari yang kini sudah menjadi warisan dunia non benda itu tidak hanya dipelajari di dalam negeri saja, tapi juga dipertunjukkan di luar negeri. "Sebagai orang Aceh, kami sangat bangga dan akan terus memeliharanya," ujar Zaini.
Ia mengatakan, pengakuan tari saman menjadi pemicu untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya. Pengakuan ini, menurutnya, membanggakan warga Aceh sekaligus menjadi pemicu agar lebih peduli pada budaya lokal sehingga kita tidak khawatir seni budaya lokal diklaim negara lain.
Sebenarnya, tari saman sudah ditetapkan dan diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda sejak 24 November 2011. Kriterianya masuk warisan budaya yang memerlukan perlindungan mendesak.
Tarian tersebut merupakan warisan budaya masyarakat Gayo yang dikembangkan oleh Syech Saman, seorang ulama yang menyebarkan Islam ke dataran tinggi Gayo. Tarian itu berisi pesan-pesan moral serta agama. Merujuk catatan sejarah, tari saman sudah berkembang di Gayo Lues, Aceh, sejak abad ke-13.     (Budaya, Ciri Khas, Identitas,)

0 komentar:

Posting Komentar