Senin, 02 Maret 2015

UPACARA MEMBERI MAKAN LAUT DI BUGIS


Orang  Bugis di pesisir  selatan  pulau Kalimantan masih  menjaga  tradisi,  budaya   dan  kepercayaan leluhurnya,  mereka masih melakukan ritus  meminta  keselamatan  di  laut.   Keberadaan nelayan  di sekitar  pantai memang selalu  menggantungkan  harapannya  pada  laut.

Nenek moyang para pelaut  Bugis sudah ratusan tahun mendiami kawasan  pantai  pagatan. Generasi sekarangpun  tetap menjaga tradisi budaya  leluhur mereka. Salah satunya yaitu  Upacara adat Mappanretasi  (pesta laut).  Dimana  upacara itu biasanya berlangsung pada  pekan ketiga  pada bulan  April setiap tahunnya.  Upacara  mappanretasi  mengandung  arti penting sebagai  prosesi  budaya orang-orang  Bugis pesisir dalam memberikan  makan kepada  laut demi suatu keselamtan. Beberapa bulan  sebelum pelaksanaan  upacara  tersebut, misalnya sebagian warga Bugis perantauan sudah tampak  mempersiapkan  segala kebutuhannya,  mulai arisan  hingga  pertemuan bulanan.  “Kami biasanya lakukan upacara ini  setiap tahun. Dimana kami besama-sama mempersiap kan  meniatur  kapal, makanan, hingga  hewan  kurban yang akan  dibawa ke tengah laut. Hal ini warisan turun menurun leluhur sehingga masih  kami lestarikan,”  ujar  Syarifuddin,  dan warga lainnya.

Sebagai  upacara adat, tentu saja Mappanretasi  menjadi sebuah bukti  kesetiaan   orang  Bugis pesisir dalam  menjaga  hubungan antara manusia dan  alam.  Oleh sebab itu pemerintah  setempat memanfaatkan  upacara Mappanretasi  sebagai  daya tarik  unggulan  di Kabupaten Tanah Bumbu  Bugis.  Pada  pelaksanaan upacara Mappanretasi  selain  warga  sekitar para tetua-tetua adat, dukun dan pemerintah  setempat  ikut mengantarkan sesajen  ke tengah  laut, mereka dengan  mengumandang  mantra-mantra dalam bahasa  Bugis  selama berlayar.

Bahasa  tuturan  terkadang mereka kumandangkan secara bergiliran. Alhasil, itu  terdegar seperti sastra lisan (pantun).  Hal  ini sebagai bukti orang-orang  Bugis sebagai manusia pengarung lautan memang masih  menjaga warisan  leluhur.  Keunikan  tradisi dan  budaya  tersebut membuat hubungan antarwarga masih  terasa  kuat.  Pada acara  proses Mappanretasi, pemimpin acara selamtan  (sandro) menjadi  kunci jalannya acara adat masyarakat pesisir itu.  Sandro  merupakan gelar turun-temurun yang diperoleh melalui titisan  leluhur.

Semua warga pun percaya sesajen atau semua kebutuhan makanan dan yang lainnya sangat  perlu. Pasalnya,  itu dapat mendatangkan hasil tangkapan yang berlipat ganda di tahun-tahun berikutnya. Tidak hanya secara  ekonomi, mereka juga telah  menjalankan warisan budaya  demi menjaga  keseimbangan  antara  manusia  dan  lingkungan  laut  sekitar.
(Tradisi, Budaya, Kebiasaan, upacara adat.)


***)berbagai sumber


0 komentar:

Posting Komentar