Orang Bugis di pesisir selatan
pulau Kalimantan masih
menjaga tradisi, budaya
dan kepercayaan leluhurnya, mereka masih melakukan ritus meminta
keselamatan di laut.
Keberadaan nelayan di
sekitar pantai memang selalu menggantungkan harapannya
pada laut.
Nenek moyang para pelaut Bugis sudah ratusan tahun mendiami
kawasan pantai pagatan. Generasi sekarangpun tetap menjaga tradisi budaya leluhur mereka. Salah satunya yaitu Upacara adat Mappanretasi (pesta laut).
Dimana upacara itu biasanya
berlangsung pada pekan ketiga pada bulan
April setiap tahunnya.
Upacara mappanretasi mengandung arti penting sebagai prosesi
budaya orang-orang Bugis pesisir dalam
memberikan makan kepada laut demi suatu keselamtan. Beberapa
bulan sebelum pelaksanaan upacara
tersebut, misalnya sebagian warga Bugis perantauan sudah tampak mempersiapkan
segala kebutuhannya, mulai
arisan hingga pertemuan bulanan. “Kami biasanya lakukan upacara ini setiap tahun. Dimana kami besama-sama
mempersiap kan meniatur kapal, makanan, hingga hewan
kurban yang akan dibawa ke tengah
laut. Hal ini warisan turun menurun leluhur sehingga masih kami lestarikan,” ujar
Syarifuddin, dan warga lainnya.
Sebagai upacara adat, tentu saja Mappanretasi menjadi sebuah
bukti kesetiaan orang
Bugis pesisir dalam menjaga hubungan antara manusia dan alam.
Oleh sebab itu pemerintah setempat
memanfaatkan upacara Mappanretasi sebagai
daya tarik unggulan di Kabupaten Tanah Bumbu Bugis.
Pada pelaksanaan upacara Mappanretasi selain
warga sekitar para tetua-tetua
adat, dukun dan pemerintah setempat ikut mengantarkan sesajen ke tengah
laut, mereka dengan mengumandang mantra-mantra dalam bahasa Bugis
selama berlayar.
Bahasa tuturan
terkadang mereka kumandangkan secara bergiliran. Alhasil, itu terdegar seperti sastra lisan (pantun). Hal
ini sebagai bukti orang-orang
Bugis sebagai manusia pengarung lautan memang masih menjaga warisan leluhur.
Keunikan tradisi dan budaya
tersebut membuat hubungan antarwarga masih terasa
kuat. Pada acara proses Mappanretasi,
pemimpin acara selamtan (sandro)
menjadi kunci jalannya acara adat
masyarakat pesisir itu. Sandro merupakan gelar turun-temurun yang diperoleh
melalui titisan leluhur.
Semua warga pun percaya
sesajen atau semua kebutuhan makanan dan yang lainnya sangat perlu. Pasalnya, itu dapat mendatangkan hasil tangkapan yang
berlipat ganda di tahun-tahun berikutnya. Tidak hanya secara ekonomi, mereka juga telah menjalankan warisan budaya demi menjaga
keseimbangan antara manusia
dan lingkungan laut
sekitar.
(Tradisi, Budaya, Kebiasaan, upacara adat.)
***)berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar