Masyarakat bali yang pada umumnya ramah tamah,
dengan pola kehidupan yang bhineka atau plurarisme dan tidak
terlalu banyak aturan ataupun fanatik terhadap suatu paham, memiliki adat
istiadat yang selalu mereka pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mereka bisa hidup dengan kedamaian. Siapa tahu bagi anda yang kebetulan pertama
kali datang ke Pulau Seribu pura ini, entah itu untuk liburan, tugas
kantor, study ataupun berbisnis, ada perlunya mengetahui beberapa hal tentang
kebiasaan masyarakat, selain mungkin tempat-tempat wisata yang indah di
sepanjang perjalanan juga kebiasaan unik yang menarik.
Beberapa kebiasaan
tersebut tersebut antara lain;
*) Mesaiban – sebuah ritual kecil, yang dilakukan
setiap pagi hari sehabis ibu-ibu selesai memasak di dapur, kebiasaan ritual ini
sebelum makan, kebiasaan ini bisa sebagai wujud terima kasih atas apa yang
telah dikaruniakan-Nya, dan juga sebagai sajian ke bhuta kala agar somya (tidak
menggangu)
*). Ngejot – kebiasaan bagi masyarakat untuk
memberi dan diberi (berupa makanan). Bertujuan untuk menguatkan ikatan sosial
di masyarakat, baik saudara maupun tetangga. Dilakukan saat salah satu keluarga
ataupun masyarakat ada kegiatan upacara agama, kebiasaan ini juga dilakukan
antara penduduk Bali Hindu dan non Hindu.
*). Kasta – catur kasta, penggolongan
masyarakat di Bali berdasarkan ras ataupun keturununan, digolongkan dari posisi
yang paling atas; Brahmana, ksatria, Weisya dan Sudra. Yang mendominasi adalah
Sudra (masyarakat biasa). Kelompok Sudra (mendominasi hampir 90%), di dalam
berkomunikasidengan Brahmana, Ksatria dan Weisya, menggunakan tata bahasa Bali
yang lebih halus. Begitu sebaliknya mereka akan menaggapi dengan halus pula.
*) Kata “Bli” di Bali kata ini cukup populer, kata yang
digunakan memanggil orang lain yang lebih tua dari kita atau paling tidak
seumur (bisa diartikan “Mas”) dengan tujuan penuh keakraban antar sesama. Namun
jika anda menggunakan kata ini perhatikan Kasta mereka apakah dari kasta yang
lebih tinggi, seperti namanya ada embel-embel seperti; Ida, I Gusti, Ida Bagus,
Cokorde dan Anak Agung. Walaupun mereka tidak tersinggung dengan Kata ‘Bli”
yang kita sebutkan tapi itikad kita menghargai orang lain, alangkah baiknya
tidak menggunakan sebutan tersebut.
*). Kebiasaan
sopan pada sesama apalai
kepada orang yang lebih tua, dan pada kasta yang lebih tinggi. Menyangkut
etika, sangat tidak sopan menunjukkan sesuatu dengan tangan kiri, lawan bicara
bisa jadi tersinggung, apalagi menunjuk dengan kaki, lawan bicara bisa jadi
emosi. Kalau toh hal itu harus dilakukan, bilang maaf terlebih dahulu, atau
orang bali biasa bilang kata “tabik”.
*). Karma Phala – masyarakat hindu di Bali sangat
meyakini sekali hukum karma phala ini yang. Karma Phala ini berarti
kebaikan yang kita lakukan kebaikan pula yang akan kita dapatkan, begitu
sebaliknya. Sehingga orang-orang untuk melakukan tindakan yang tidak baik harus
berpikir tentang pahala yang akan mereka peroleh nantinya, diyakini pahalanya
bisa dinikmati/ berimbas di kehidupan sekarang, di akhirat dan kehidupan
berikutnya bahkan bisa sampai ke anak-cucu. Begitu besarnya hukum sebab akibat
ini, sehingga di harapkan semua masyarakat bisa berbuat kebaikan.
Selain beberapa
kebiasaan masyarakat tersebut di atas terutama yang beragama Hindu, masih
banyak lagi budaya dan tradisi yang
masih dijaga kelestariannya sampai saat ini.
(Budaya, Ciri Khas, Kebiasaan, Tradisi, )
0 komentar:
Posting Komentar