Sebagai bentuk rasa syukur atas telah tibanya panen raya
bagi petani, khususnya bagi masyarakat ummat Hindu-Bali di Lombok dilakukan
upacara adat “Ngalapin”. Upacara Ngalapin ini sendiri dilakukan serangkaian
panen raya padi bibit unggul “Bestari” yang merupakan bibit hasil produk dari
temuan penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Indonesia, di area
Kelompok Tani Kembang Sari, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota
Mataram.
Upacara Ngalapin ini merupakan upacara tradisonal
khususnya ummat Hindu-Bali yang ada di Pulau Lombok. Latar belakang budaya dan
letak geografis yang berdekatan antara Pulau Bali dan Pulau Lombok telah
melahirkan persamaan adat dan budaya keseharian masyarakatnya hyang tidak jauh
beda bahkan terdapat kesamaan dalam hal traadisi dan Budaya.
Yang menarik slogan yang menyebutkan, “Jika di Lombok
anda bisa melihat Bali, tapi sebaliknya di Bali anda tak bisa melihat Lombok”.
Perumpaan tersebut ada benarnya, mengingat di Lombok suku kedua terbesar adalah
suku Bali, yang mana dalam adat dan tradisi dan budaya lainnya bisa dilihat
langsung di Pulau Lombok yang dikenal sebagai Pulau Seribu Masjid.
Upacara Ngalapin merupakan wujud dan cerminan rasa syukur
kepada Sang Hyang Dewi Laksmi yang merupakan dewa kemakmuran mereka, atas hasil
panen masyarakat petani yang diperoleh. Upacara ini juga sekaligus dimaknai
agar hasil panen berikutnya bisa mendapatkan hasil yang melimpah, melebihi dari
hasil panen sebelumnya.
Upacara Ngalapin ini dipimpin oleh Jero Mangku Jaya
seraya. Dalam pelaksanaan upacara Ngalapin ini diiringi bunyi-bunyian tetabuhan
gamelan Bali yang terbuat dari gerantangan bamboo dengan suara yang
mendayu-dayu seiring dengan tiupan angin semilir yang berhembus di persawahan
petani. “Kita berharap agar tradisi ini jangan sampai ditinggal oleh generasi
berikutnya, karena upacara ini merupakan tekad rasa syukur kita kepada Dewa
Kemakmuran yang telah memberikan hasil pertanian yang melimpah,” demikian Jero
Mangku Jaya sderaya.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, Karakter. Tradisi, upacara adat, )
0 komentar:
Posting Komentar