Budaya dan Tradisi
melompat batu atau yang biasa disebut oleh orang Nias sebagai fahombo, hal ini
merupakan ritual budaya sebagai simbol kedewasaan pemuda Nias. Jika seorang
pemuda yang mampu melakukan lompatan dengan sempurna dianggap telah dewasa dan
matang secara fisik. Bagi keluarga sang pemuda yang baru pertama kali mampu
melompati batu setinggi 2 meter dengan ketebalan sampai dengan 40 Cm dengan
sempurna, biasanya akan menyembelih
beberapa ekor ternak sebagai wujud syukuran atas keberhasilan anaknya.
Perlu
diketahui bahwa tradisi lompat batu ini tidak terdapat di semua wilayah Nias
dan hanya terdapat pada kampung-kampung tertentu saja seperti di wilayah Teluk
Dalam. Namun tradisi ini hanya boleh
diikuti oleh kaum laki-laki saja, dan sama sekali tak memperbolehkan kaum
perempuan untuk mencobanya mengingat lompat batu merupakan ajang ketangkasan
yang nantinya bila berhasil melompat dengan sempurna yang bersangkutan akan
didampuk menjadi pembela kampungnya ketika ada perselisihan dengan kampung
lain, hal ini seperti pemuda tersebut adalah bagaikan Ksatria yang terhormat
dan dapat dibanggakan dikampungnya.
Karena
sebagai Ksatria apabila ketika terjadi peperangan antar kampung maka para prajurit
yang menyerang harus mempunyai keahlian melompat untuk menyelamatkan diri
mengingat setiap kampung di wilayah Teluk Dalam rata-rata dikelilingi oleh
pagar dan benteng desa. Maka dari itu ketika tradisi berburu kepala orang atau
dalam sebutan mereka mangaih’g dijalankan sang pemburu kepala manusia ketika
dikejar atau melarikan diri, mereka harus mampu melompat pagar atau benteng
desa sasaran yang telah dibangun dari batu atau bambu atau dari pohon tali’anu
supaya tidak terperangkap di daerah musuh.Itu juga sebabnya desa-desa didirikan
di atas bukit atau gunung hili supaya musuh tidak gampang masuk dan tidak cepat
melarikan diri.
Selanjutnya seiring
dengan terjadinya perubabahan dan perkembangan zaman yang maju dan selalu
berkembangan, tradisi ini selain merupakan ritual budaya atau symbol kedewasaan
bagian pemuda di Nias, juga merupakan hak
dan kewajiban sosialnya sebagai orang dewasa sudah bisa dijalankan. Misalnya,
memasuki pernikahan dan untuk menjadi prajurit desa jika ada perang antar desa
atau konflik dengan warga desa lain. Karena sekarang sudah tidak ada perang,
maka lompat batu hanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu, dan sebagai wisata
andalan Pulau Nias.
*) Berbagai sumber
betmatik
BalasHapuskralbet
betpark
tipobet
slot siteleri
kibris bahis siteleri
poker siteleri
bonus veren siteler
mobil ödeme bahis
210T