Jumat, 12 Juni 2015

UPACARA NGURAS KONG (ENCEH)

Di dusun Pajimatan desa Girirejo kecamatan Imogiri dibagian depan terdapat empat enceh atau gentong atau padhasan yang konon sebagai tempat berwudlu para pendiri Mataram. Pada setiap tanggal satu bulan suro atau muharram atau pada hari yang bertepatan dengan hari jum’at kliwon pada bulan muharram tersebut selalu dilakukan pengurasan padhasan atau gentong atau lebih sering disebut enceh. Upacara tersebut terkenal dengan tradisi nguras enceh. Ada empat enceh yang masing masing diberi nama Nyai Siyem yang berasal dari Siam, Kyai Mendung dari Turki, Kyai Danumaya dari Aceh dan Nyai Danumurti dari Palembang keempat enceh ini merupakan persembahan dari kerajaan sahabat kepada Sultan Agung. Diyakini bahwa air dalam enceh-enceh tersebut berkhasiat baik untuk kesuksesan, kesembuhan.
Upacara ini di awali dengan adanya kirab budaya, yakni dengan membawa kirab peralatan untuk nguras yang berupa siwur atau gayung yang terbuat dari tempurung kelapa mulai dari kecamatan Imogiri menuju komplek makam raja raja imogiri sebagai tempat peristirahatan terakhir raja kasunanan Solomaupun Raja Kasultanan Yogyakarta, Kegiatan ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seni yakni berupa kesenian tradisional.Dilanjutkan dengan kenduri bersama yang dipimpin oleh sesepuh puralaya Imogiri. Seusainya kenduri dilanjutkan dengan pencucian empat enceh yang ada. Berbagai sesaji melengkapi upacara nguras enceh tersebut yakni berupa pisang, nasi, bunga mawar dan melati serta kemenyan. Sedangkan air diambil dari sendang bekung yang letaknya kurang lebih 2 km dari tempat berlangsungnya upacara.

Peristiwa ini sangat ditunggu tunggu oleh masyarakat hal ini terbukti dengan mebludaknya pengunjung setiap kali event ini digelar. Mereka pada dasarnya ingin memperebutkan luberan air untuk mencuci keempat enceh tersebut. Hal ini didasari atas kepercayaan mereka dimana air tersebut jika diminum akan mendatangkan berkah baik sebagai penyembuh penyakit maupun sebagai pendatang rejeki. Dan ada sebagian masyarakat yang lain air enceh tersebut memiliki kandunagn air zam-zam.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat, Tradisi, )

0 komentar:

Posting Komentar