Upacara Panjang Jimat merupakan puncak dari serangkaian berbagai acara tradisi Muludan yang berlangsung di keraton Kesepuhan, Keraton Kesultanan Kanoman dan Keraton Kecirebonan. Bagi masyarakat rakat kota Cirebon dan sekitarnya, acara tradisi Muludan tersebut sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka sejak kecil, meski lambat laun pengaruh kultural Keraton semakin pudar ditelan kemajuan zaman. Puncak dari seluruh rangkaian acara tersebut adalah upacara pelal Panjang Jimat yang diselenggarakan langsung oleh kerabat keraton dan dipimpin oleh sultan masing-masing juga dihadiri oleh para undangan serta pejabat penting.
Sultan Sepuh XIII Maulana Pakuningrat, menjelaskan nama Panjang Jimat terdiri atas dua kata, yaitu “panjang” yang artinya terus menerus tanpa terputus dan “jimat” yang merupakan akronim dalam bahasa Jawa : siji kang dirumat (satu yang dipelihara, red).
Menurut Sultan Sepuh, Jimat yang dimaksud adalah dua kalimat syahadat yang menjadi pegangan utama umat muslim sedunia. Jadi, makna Panjang Jimat adalah pesan kepada setiap umat Islam untuk selalu berpegang kepada dua kalimat syahadat selamanya, terus menerus tanpa terputus.
Sedangkan Pelal adalah kata bahasa jawa cirebonan yang mempunyai arti ujung atau akhir. Puncak dari seluruh rangkaian acara tersebut adalah upacara pelal Panjang Jimat yang diselenggarakan langsung oleh kerabat keraton dan dipimpin oleh sultan masing-masing juga dihadiri oleh para undangan serta pejabat penting.
Pelaksanaan upacara panjang jimat, ramai di kunjungin banyak masyarakat dari berbagai daerah, terlihat di Keraton Kasepuhan dan Kanoman. Di kedua keraton ini, tampak ribuan warga masyarakat dari berbagai daerah itu memadati seluruh area keraton sejak Jumat siang hingga malam terakhir Muludan.
Di Cirebon, bukan hanya di 3 keraton kasultanan yang memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW, di makan Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon juga di gelar acara Muludan. Dimakam Sunan Gunung Jati juga, turut dipadati oleh ribuan Masyrakat yang sengaja ingin menghabiskan waktu malam Maulid Nabi dan ada juga yang ingin mencari berkah.
Upacara panjang jimat adalah puncak dari acara peringatan maulid Nabi di tiga keraton. Salah satunya di keraton
Kanoman, upacara digelar sekira pukul 21.00 WIB yang ditandai dengan sembilan kali bunyi lonceng Gajah Mungkur yang berada di gerbang depan keraton. Suara lonceng tersebut merupakan tanda dibukanya upacara malam panjang jimat atau biasa orang cirebon menyebut malam terakhir atau malam pelal.
Pelaksaanaan puncak upacara Panjang Jimat dilangsungkan di Bangsal Panembahan dan Bangsal Prabayaksa, dua ruang utama Keraton Kasepuhan. Bangsal Panembahan merupakan ruangan paling sakral di keraton, tempat para ulama dan kyai berdoa. Sementara, Bangsal Prabayaksa adalah tempat Sultan dan seluruh keluarga serta para tamu undangan mengikuti upacara. Setelah payung kebesaran diserahkan, satu demi satu perlengkapan upacara dikeluarkan dari Keputren dan Bangsal Pringgadani untuk disemayamkan sejenak di Bangsal Prabayaksa, sebelum dibawa dalam sebuah prosesi menuju Langgar Agung.
Di Keraton Kasepuhan, prosesi Panjang Jimat terdiri atas sembilan kelompok, yang masing-masing memiliki makna tersendiri berkaitan dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat, Tradisi, )
Rabu, 10 Juni 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar