Ruwatan merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan pertanian, upaya tolak bala, sebagai media penghormatan pada leluhur yang berjasa dalam sejarah perkembangan kampung Banceuy serta sarana silaturahmi masyarakat. Ngaruwat Bumi diyakini masyarakat Banceuy mempunyai manfaat keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan kehidupan pertanian. Kesenian Gemyung digelar pada malam hari, sampai jauh tengah malam. Dan tahap akhir upacara dilakukan besok paginya dengan mengarak Dewi Sri yaitu mengiring panganten Dewi Sri ke makam leluhur, diikuti oleh kuda kosong, kokolot/sesepuh, membawa parupuyan, panteret buah kelapa sambil menyanyi beluk, kesenian gemyung, penari pembawa hanjuang, penari pembawa janur, penari pencak silat dengan kendang pencanya, kesenian dogdog reog, kesenian genjring, kesenian tanji dan diiring dengan masyarakat lainnya mengikuti dibelakang. Kesenian pada acara Ruatan Bumi di Kampung Banceuy Kab.Subang:
Selain hal tersebut diatas helaran juga dimeriahkan berbagai kesenian lain seperti tari-tarian yang di bawakan oleh anak-anak Banceuy, Sisingaan dan kesenian tradisional lainnya. Setelah diawali dengan doa, upacara ngarak dewi Sri dilakukan dengan berkeliling kampung. Rute yang dilalui melewati 3 makam leluhur yang sangat dihormati, di setiap makam yang dilalui abah Karman, juru kunci adat, berdoa di depan makam para leluhur.Setelah diarak keliling kampung, kemudian dilakukan upacara nyawer Dewi Sri. Abah Karman kembali berdoa di depan simbol Dewi Sri kemudian memercikan air dan menaburkan beras. Rangkaian upacara kemudian diakhiri dengan ritual Ijab Rosul, yaitu berupa doa penutup seluruh rangkaian acara ruwatan yang sudah dimulai dari hari sebelumnya.
(Adat, Budaya, Karakter., upacara adat.Tradisi., Tradisi, )
0 komentar:
Posting Komentar