Selasa, 23 Desember 2014

SAKRALNYA RUMAH TANA TORAJA


Kabupaten Tana Toraja adalah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini adalah Makale. Suku Toraja  yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia  yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.
Budaya & tradisi.      Tana toraja terbagi dalan sistem federasi pemerintahan adat dalam lima wilayah yakni : Makale, Sangala, Mengkedek, Rentepao, dan Toraja Barat. Di tiga daerah pertama, para strata bangsawan penyandang tampuk kekuasaan disebut Puang. Dalam sistim pemerintahan adat ini, hanya bangsawan yang dapat menjadi pemimpin. Sedangakan, Rentepao yang dipimpin  parangi dan Toraja Barat oleh ma’dika mereka yang berasal  dari kalangan bawah dapat menduduki posisi pimpinan. “Kasta tertinggi itu ada Tana Bulaan, runut ke bawah, Kasta Tana Bassi, Tana Karurung, dan Tana’Kua-kua.” Kata Frederik Buntang Rombelayuk, sesepuh Suku Toraja.
Rumah-rumah di sepanjang jalan toraja  memiliki atap seperti tanduk kerbau  yang melengkung. Seorang pemerhati adat Toraja, Joni Lisungan, menjelaskan “itu bukan rumah kami menyebutkan tongkonan,” ujarnya.  Tongkonan berasal dari kata dalam bahasa Suku Tana Toraja, tongkon yang artinya duduk bersama-sama. Bangunan yang terbuat dari kayu dengan gaya rumah panggung ini digunakan masyarakat adat sebagai tempt melakukan diskusi sosial.
Sekalipun ringan isu diskusinya, para sesepuh Tana Toraja tak akan merundingkannya di warung kopi tapi di tongkonan. Menurut Joni, masyarakat Toraja percaya bahwa  tongkonan dibangun pertama kali di surga. Dari kisah tongkonan ini pulalah, norma, adat, dan nilai Suku Toraja asli terbentuk.
Masyarakat  Suku  Toraja percaya bahwa mereka berasal dari surga tempat semua keindahan bermula. Ketika leluhur Suku  Toraja turun ke bumi, mereka mencoba membangun rumah yang sama seperti si surga.
Budaya & tradisi.     Ragam upacara besar dengan diisi persembahan puluhan kerbau atau tedong, babi, dan ayam pun digelar seiring degan pembangunan Tongkonan. Tujuannya sebagai sebagai bentuk permintaan izin kepada Sang Mahakuasa agar bangunan surga boleh didirikan di dunia. Disinilah, apa peristiwa yang dirasa Suku Toraja penting dan wajib diadakan upacara guna mendapatkan restu Ilahi. Dan dalam setiap upacara, harus ada tedong bonga (kerbau belang) yang disembelih.” Kata Joni.
Kerbau bagi  bagi masyarakat Toraja adalah hewan mewah yang menyimpan banyak daging sebagai asupan makanan. Maka tak heran di setiap upacara adat kerbau menjadi simbol status kemakmuran sebuah keluarga.
Keluarga mana yang bisa mempersembahkan banya kerbau dalam upacara adat maka mereka dianggap sebagai bangsawan. Atas status sosialnya ini,  mereka layak menduduki strata tertinggi di sistem  adat Toraja.


***) berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar