Selasa, 09 Desember 2014

TRADISI SISTEM PENGAIRAN SUBAK DI BALI

 TRADISI SISTEM PENGAIRAN  SUBAK DI BALI
Budaya & Tradis,i Bali selain sebagai pulau wisata juga merupakan pulau agraris yang artinya banyak penduduknya yang bekerja sebagai petani khususnya yang di pedesaan, disamping sebagai pedagang, seniman maupun sebagai pengrajin. Pertanian yang terdapat di Bali adalah pertanian perkebunan dan persawahan dimana dengan pertanian persawahan ini memberikan pemandangan alam yang hijau dan menjadi daya tarik wisata. Nah, yang namanya pertanian pasti ada sistem pengairan untuk mengairi sawah dan perkebunan tersebut yang di Bali disebut dengan Subak.
Subak hanya dikenal di Bali, yang khusus mengatur sistem pengairan ataupun irigasi sawah yang digunakan oleh para petani Bali dalam bercocok tanam padi. Istilah ini sudah mulai dikenal dikalangan turis lokal maupun mancanegara, walaupun dalam kunjungannya ke objek wisata kebanyakan dari mereka hanya mengagumi pemandangan alam dengan hamparan persawahan yang berundak (rice terrace) melihat petani saat panen, jarang mengetahui secara detail, bagaimana proses pembibitan, proses pembajakan, saat mulai bercocok tanam, sistem pengairannya, prosesi upacara keagamaan di Pura Ulun carik/bedugul sampai akhirnya mereka panen.
Uniknya tradisi, sistem pengairan Bali (subak) tidaklah ditetapkan atas perintah raja, melainkan diinisiasi penduduk desa melalui koperasi desa, yang disebut "subak". Petani sangat tergantung pada sistem irigasi ini. Di lingkup terkecil, setiap petani adalah anggota dari subak yang sawahnya mendapat suplai air dari bendungan tertentu. Kepala Subak, yang disebut Klian Subak dipilih oleh anggotanya.
Dalam subak yang lebih besar yang disuplai oleh sebuah kanal, tingkat terendah disebut tempek. Subak-subak tersebut akan terhubung dengan pura gunung atau pura masceti yang menjadi bagian dari salah satu dari dua candi danau. Dua candi danau yang dimaksud adalah Pura Batu Kau yang mengkoordinasikan irigasi di Bali Barat dan Pura Ulun Danau yang mengkoordinasi irigasi di Utara, Timur dan Selatan Bali.
Budaya & tradisi subak Bali merupakan manifestasi luar biasa petani Bali. Tradisi pengairan sawah ini menggabungkan nilai-nilai tradisional suci dengan sistem kemasyarakatan yang terorganisasi. Subak juga merupakan manifestasi dari Tri Hita Karana, sistem kosmologis Bali yang sebagian besar masyarakatnya menganut ajaran Hindu. Hal tersebut merupakan refleksi nyata dari keyakinan masyarakat Bali yang berakar pada konsep kesadaran bahwa manusia harus selalu menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan Tuhan, manusia dan sesama manusia, dan antara manusia dan alam dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya & traidisi, Subak sudah mendapat pengakuan dunia dan sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia pada tahun 2012 karena subak dapat mempertahankan budaya asli masyarakat Bali. Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya bisa berbangga hati karena salah satu kebudayaannya di akui oleh dunia.




***)berbagai sumber.

0 komentar:

Posting Komentar