Sabtu, 11 April 2015

TRADISI BUDAYA MEGOAK-GOAKAN DI BALI


Permainan tradisional Magoak-goakan sebuah  tradisi atau budaya di desa Pakraman Panji, Kabupaten Buleleng. Tradisi budaya tersebut masih berkembang lestari sampai sekarang, menjadi sebuah permainan tradisional yang digelar pada saat hari raya Ngembak Geni (sehari setelah Nyepi), diilhami dari strategi burung gagak untuk mengincar mangsanya, kemudian memberikan inspirasi kepada raja Ki Barak Panji Sakti, mengajak pasukannya untuk bermain permainan burung gagak ini, pada saat permainan sang raja menjadi goaknya dan komandan narapraja diminta menjadi pemimpin barisannya, sang Raja (goak) dengan gesitnya bisa memperdaya pasukan dan bisa menangkap ekor (pemain yang terakhir).
Dalam ketentuan permainan Magoak-goakan si pemenang dalam hal ini sang raja berhak meminta sesuatu, dan raja meminta Blambangan sebagai bagian kerajaan Jagarga, barisan terpengarah, permintaan harus terpenuhi, kemudian secara kompak seluruh anggota barisan narapraja bersorak dan akan memenuhi keinginan sang raja (si Goak) untuk menaklukkan daerah Blambangan sehingga menjadi daerah kekuasaan Buleleng. Tujuan sebenarnya adalah membangun dan mengobarkan semangat juang pasukannya melawan musuhnya kala itu yaitu kerajaan Blambangan.
 Permainan ini bisa dilakukan perorangan maupun beregu, kalau perorangan salah seorang menjadi goak dan yang lainnya membentuk regu seperti barisan seperti  ular, barisan ular ini memegang pinggang didepannya erat-erat agar tak terlepas. Sedangkan beregu masing-masing terdiri minimal 5 orang, atau semakin banyak akan semakin seru. Permainan boleh dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan, bisa juga campuran, usiapun tidak terbatas baik anak-anak maupun dewasa, lebih adil jika sebaya dan jenis kelamin yang sama. Biasanya seseorang yang dianggap paling kuat dan besar menjadi kepala barisan. Seseorang dari regu lawan atau perorangan menjadi goak, agar bisa menangkap pemain paling buntut (ekor ular) secepatnya, jika dalam waktu yang ditentukan tidak bisa tertangkap maka sang Goak dianggap kalah.

Apa itu Megoak-Goakan ?
Megoak-Goakan adalah salah satu bukti kekayaan budaya dan tradisi di Bali yang masih dipertahankan kelestariannya sampai saat ini. Megoak-Goakan merupakan tarian tradisional rakyat khususnya khas Desa Panji yang biasanya dipentaskan menjelang Hari Raya Nyepi tiba.
Nama Megoak-Goakan sendiri diambil dari nama burung gagak (Goak yang gagah) yang terilhami ketika melihat burung ini tengah mengincar mangsanya. Kegiatan Megoak-Goakan sendiri merupakan pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti yang dikenal sebagai Pahlawan Buleleng Bali ketika menaklukan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur.

Secara turun-temurun Megoak-Goakan konsisten terus dilaksanakan dan dijaga kelestariannya sampai kini. Ketika merayakan acara Megoak-Goakan ini suasana kekeluargaan dan kegembiraan warga yang merayakannya akan sangat terasa sekali. Meskipun tak jarang para peserta yang melakukannya harus jungkir-balik karena memang arena yang dipakainya miring, namun sama sekali tak mengendurkan semangat dan antusiasme warga yang mengikutinya.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, Karakter. Tradisi, Kesenian, )

***)berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar