Upacara Pedang Pora merupakan tradisi di lingkungan Perwira yang telah lulus dari akademi militer, akademi angkatan laut, akademi angkatan udara dan akademi kepolisian. Meski hampir sama, keduanya memiliki sedikit perbedaan. Makna dari upacara ini yaitu memberikan penghormatan kepada seorang perwira yang sedang melangsungkan pernikahan. Upacara pedang Pora menggambarkan secara simbolis saat seorang Perwira memasuki gerbang atau gapura kehidupan rumah tangga dan melepas masa lajangn ya untuk mengarungi mahligai rumah tangga.
Untuk prosesi ini diperlukan pula beberapa orang yang nantinya akan berpartisipasi dalam upacara. Beberapa petugas itu, antara lain satu pasukan pedang, inspektur upacara, komandan upacara, perwira upacara, pembawa puisi, pembawa acara, pembawa baki, pembawa lilin serta operator musik. Personal ini pun disesuaikan dengan prosesi yang menjadi tradisi setiap keturunan.
Pemilihan upacara tergantung pada situasi dan keinginan mempelai yang merupakan alumni akademi dari masing-masing akademi dan masing-masing angkatan. Begitu juga musik yang digunakan dalam prosesi. ini Namun prinsip dan aturan dasar pelaksanaan upacara ini tetaplah sama.
Kelengkapan yang dibutuhkan diantaranya kalungan bunga (melati/anggrek), hand bouquet, kaos tangan, lilin bor putih/ merah jambu beserta tempat lilinnya, baki berlapis taplak, kadga (pedang pendek), pedang, seperangkat pakaian bayangkari/ persit, teks mc dan puisi. Perlengkapan ini harus disesuaikan dengan tradisi masing-masing kesatuan/ angkatan.
Lebih jelasnya Upacara Pedang Pora adalah sebuah tradisi Upacara Ke Militeran biasanya dilakukan terhadap perwira muda di lingkungan TNI dan kepolisian ketika ada salah satu anggota mereka melangsungkan pernikahan atau dilakukan untuk penyambutan pejabat baru dan merupakan sebuah tradisi wajib yang telah turun-menurun. Pedang pora sendiri adalah jajaran pedang kehormatan berbentuk gapura yang di lewati ke dua mempelai, menggambarkan saat di masukinya pintu gerbang kehidupan rumah tangga yang baru.
Ada banyak simbol dalam ritual itu, diantaranya melambangkan persaudaraan, solidaritas, permohonan perlindungan pada Tuhan,dan lain sebagainya.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, Karakter, upacara adat, Tradisi, )
***)beberapa sumber
Untuk prosesi ini diperlukan pula beberapa orang yang nantinya akan berpartisipasi dalam upacara. Beberapa petugas itu, antara lain satu pasukan pedang, inspektur upacara, komandan upacara, perwira upacara, pembawa puisi, pembawa acara, pembawa baki, pembawa lilin serta operator musik. Personal ini pun disesuaikan dengan prosesi yang menjadi tradisi setiap keturunan.
Pemilihan upacara tergantung pada situasi dan keinginan mempelai yang merupakan alumni akademi dari masing-masing akademi dan masing-masing angkatan. Begitu juga musik yang digunakan dalam prosesi. ini Namun prinsip dan aturan dasar pelaksanaan upacara ini tetaplah sama.
Kelengkapan yang dibutuhkan diantaranya kalungan bunga (melati/anggrek), hand bouquet, kaos tangan, lilin bor putih/ merah jambu beserta tempat lilinnya, baki berlapis taplak, kadga (pedang pendek), pedang, seperangkat pakaian bayangkari/ persit, teks mc dan puisi. Perlengkapan ini harus disesuaikan dengan tradisi masing-masing kesatuan/ angkatan.
Lebih jelasnya Upacara Pedang Pora adalah sebuah tradisi Upacara Ke Militeran biasanya dilakukan terhadap perwira muda di lingkungan TNI dan kepolisian ketika ada salah satu anggota mereka melangsungkan pernikahan atau dilakukan untuk penyambutan pejabat baru dan merupakan sebuah tradisi wajib yang telah turun-menurun. Pedang pora sendiri adalah jajaran pedang kehormatan berbentuk gapura yang di lewati ke dua mempelai, menggambarkan saat di masukinya pintu gerbang kehidupan rumah tangga yang baru.
Ada banyak simbol dalam ritual itu, diantaranya melambangkan persaudaraan, solidaritas, permohonan perlindungan pada Tuhan,dan lain sebagainya.
(Adat, Budaya, Ciri Khas, Karakter, upacara adat, Tradisi, )
***)beberapa sumber
0 komentar:
Posting Komentar