Minggu, 16 November 2014

BUDAYA & TRADISI KAMPUNG NAGA

 BUDAYA & TRADISI  KAMPUNG NAGA

Kampung Naga adalah sebuah kampung tradisional yang terdapat desa Neglasari, kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kampung ini menjadi terkenal karena semua masyarakat yang menghuni kampungnya masih mempertahankan ke tradisionalan adat budayanya dalam kehidupan sehari-hari. Kampung ini masih memegang teguh budaya tradisi Sunda buhun yang merupakan peralihan di masa hindu ke agama islam di jawa barat.
Kampung yang di huni oleh sekitar 311 orang dan memiliki luas 1,5 hektar ini terlihat asri dan segar karena keberadaan pohon dan hutan di sekitar kampung ini masih sangat di lestarikan dengan baik. Saat datang ke kampung ini pengunjung akan di sambut oleh pepohonan yang tinggi menjulang dengan pemandangan alam yang asri serta sungai ciwulan yang segar dan jernih. Di kampung ini terdapat hutan keramat yang merupakan tempat bersemayamnya leluhur nenek moyang warga Kampung Naga, desain makam bgi leluhur hutan juga tidak boleh di usik kelestariannya karena merupakan titipan dari nenek  mpyang yang harus selalu di lestarikan.
Penduduk kampung naga terkenal dengan keramah tamahannya kepada pengunjung yang datang baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Para pengunjung umumnya akan menginap untuk beberapa waktu menikmati dan menyelami keberagaman budaya warga masyarakat setempat dengan tidur di rumah yang hanya bersinarkan lampu tempel serta mandi di air sungai ciwulan yang bersih dan cukup besar. Arsitektur rumah yang terdapat di kampung naga ini sangatlah unik karena terbuat dari bambu dan kayu sementara atapnya terbuat dari daun nipah, daun kelapa dan alang. Tidak ada sentuahan modernitas dari rumahnya tetapi tidak kalah kokoh dan indah.
Rumah di bangun tidak boleh sembarangan menghadap, rumah hanya boleh menghadap ke arah utara atau selatan sementara tempat penyimpanan padi tempat peribadatan dan tempat pertemuan umum seperti leiut (lumbung padi), dan balai pertemuan menghadap ke timur dan barat. Jumlah bangunan yang berjumlah 111 bukan berarti tidak terjadi penambahn jumlah penduduk namun memnag sudah jadi kebijakn bertahun-tahun untuk selalu memiliki bangunan hanya berjumlah 111 saja. Hal lain yang menarik yang menyiratkan bahwa kampung ini tradisional adalh tidak di perbolehkannya penggunaan alat alt elektronik, semua kegiatan harus dilakuakn dengan alat manual.
Hajat Sasih adalah salah satu upacara unik yang terdapat di desa ini yang di selenggarakan dengan maksud untuk meminta berkah serta keselamatan terhadap salah satu leluhur kampung naga yakni eyang singaparna. Saat di lakukannya upacara tersebut para pengunjung tidak di perkenankan untuk mengunjungi kampung terlebih dahulu.

***)  Sumber  : indoholidaytourguide.com


0 komentar:

Posting Komentar