Senin, 16 Maret 2015

RUMAH ADAT & TRADISI CIRIKHAS BENGKULU

Provinsi Bengkulu  terletak di Pulau Sumatera bagian barat daya. Ia berbatasan dengan Sumatera Barat, Jambi di sebelah timur dan Lampung di arah selatan. Bengkulu dikenal dalam beragam nama antara lain Bengkulen, Benkoelen, Bencoolen dan juga Bangkahulu. Dahulu, wilayah ini pernah dihuni banyak kerajaan antara lain Kerajaan Selebar, Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Marau Riang dan masih banyak lagi lainnya. Mungkin karena alasan inilah, Bengkulu kemudian kental dengan budaya. Salah satu fitur seni yang bisa dinikmati di tempat ini adalah rumah tradisional. Sama seperti wilayah lainnya,  juga menyimpan falsafah hidup masyarakat setempat. 
Rumah Adat Bubungan Lima 
Rumah adat Bengkulu bernama Bubungan Lima. Secara umum, bangunan ini tergolong rumah panggung. Sejatinya, nama “Bubungan Lima” melekat bukan tanpa alasan. Ia merujuk pada atap rumah tersebut. Selain disebut dengan “Bubungan Lima”, rumah adat Bengkulu ini juga terkadang dikenal dengan nama “Bubungan Haji” “Bubungan Limas”, dan juga “Bubungan Jembatan”. 
Rumah apik nan cantik ini umumnya terbuat dari kayu medang kemuning atau dikenal juga dengan nama balam. Kayu ini dipilih sebab karakternya lembut namun ia tahan lama bahkan hingga ratusan tahun. Adapun bagian lantai rumah Bubungan Lima ini terbuat dari papan,. Bagian atapnya disusun dari ijuk enau bisa juga sirap. Bagian depan rumah terdapat tangga. Anak tangga ini berjumlah ganjil sebab berkaitan dengan adat dan kepercayaan setempat. 
Jika didasarkan pada literatur yang ada, sebenarnya, rumah adat Bengkulu ini tidak ditujukan untuk tempat tinggal umum. Rumah Bubungan Lima memiliki fungsi khusus yakni sebagai tempat dilaksanakannya berbgai ritual adat seperti kelahiran, penyambutan tamu, perkawinan, dan juga kematian. 
Bagian-Bagian Rumah Bubungan Lima
Secara umum, rumah bubungan lima ini terdiri atas: 
Bagian atas, yakni atap yang terbuat dari ijuk, seng namun terkadang juga bambu. Bubungan yang dibuat dalam beragam bentuk. Pecu atau plafon yang terbuat dari papan bisa juga pelupuh. Peran, yakni balok-balok di bagian atas, fungsinya adalah untuk menghubungkan tiang di bagian atas rumah. Kap, atau kerangka tempat kasau menempel. Kasau sendiri berfungsi untuk mendasi reng. Sementara reng berperan sebagai tempat atap menempel. Bagian atas rumah Bubungan Lima selanjutnya adalah listplang, sayuk dan penyunting.
Bagian tengah rumah terdiri atas, kusen atau kerangka pintu juga jendela. Dinding yang lazim terbuat dari papan juga pelupuh. Jendela dalam bentuk ram atau biasa. Pintu yang juga bisa dijumpai dalam bentuk ram atau biasa. Tulusi atau lubang angin, lazimnya berada di atas pintu juga jendela. Ia dibuat dalam beragam jenis lengkap dengan hiasan. Tiang penjuru. Piangung atau tiang pengjuru halaman. Tiang tengah. Dan terakhir adalah bendok, yakni balok yang melintang di sepanjang dinding.
Bagian bawah rumah bubungan lima antara lain lantai yang tersusun dari papan, pelupuh dan juga bambu. Geladan yang terdiri atas 8 papan dim, lebarnya 50 cm, ia dipasang di sepanjang dinding luar di atas balok. Kijing, merupakan penutup balok yang ada di pinggir luar, ia ada di sepanjang dinding rumah. Tilan, yakni balok sedang dengan fungsi sebagai tempat menempelnya lantai. Balok besar yakni kerangka besar tempat lantai. Blandar, yakni penahan talian, bagian ini dipasang melintang. Bedu, balok di bagian ats tempat rel menempel. Bidai, dibuat dari bambu tebal dan dipasang melintang di papan lantai. Tujuannya untuk mempertahankan dari serangan musuh dari arah bawah rumah. Peluph kamar tidur, disusun sejajar dengan papan lantai atau di atas bidai. Lapik tiang, yakni batu pondasi di tiap tiang rumah. Tangga depan juga tangga belakang.
Susunan Rumah Bubungan Lima & Fungsinya 
Jika didasarkan pada fungsi, maka susunan rumah adat Bengkulu ini, sebagai berikut: 
Berendo, yakni tempat untuk menerima tetamu yang kita kenal. Dan tamu tersebut hanya menyampaikan pesan singkat dan tidak bertamu dalam durasi yang lama. Berendo ini juga digunakan untuk bersantai di pagi dan sore hari. Kadang ia juga digunakan anak-anak sebagai tempat bermain.
Hall, adalah ruang untuk menerima tetamu yang kita sudah kenal dengan baik. Ia bisa juga kerabat atau tokoh yang disegani. Selain itu, hall ini juga umum dipakai sebgai tempat untuk bercengkrama bersama dengan keluarga utamanya di malah hari. Kadang juga ia dimanfaatkan sebagai tempat belajar anak-anak dan tempat untuk bermufakat.
Bilik Gedang. Ruangan ini disebut juga dengan nama bilik induk. Ia merupkan ruangan tempat tidur bagi suami dan istri juga anak kecil yang belum disapih.
Bilik Gadis. Ruangan ini digunakan sebagai tempat untuk si gadis dalam keluarga. Ruangan ini umumnya berada di dekat bilik gedang demi alasan keamanan.
Ruang tengah. Bagian yang satu ini lazim dikosongkan dari berbagai macam perabot rumah. Bagian sudutnya dilengkapi dengan tikar sebab memang fungsi utamanya adalah tempat unutuk menerima tamu untuk si ibu rumah tangga, atau juga keluarga dekat si gadis. Selain itu, ruangan ini juga sering digunakan sebagai tempat tidurnya si bujang dalam rumah.
Ruang Makan. Merupakan bagian dari rumah bubungan lima yang digunakan sebagai tempat untuk makan.
Garang. Adalah tempat untuk menyimpan tempayan air atau disebut juga dengan nama gerigik. Ruangan ini lazim digunakan sebagai tempat unutk mencuci piring juga bersih-bersih diri sebelum memulai aktifitas dapur.
Dapur, ruangan ini ada di bagian belakang rumah dekat dengan garang.
Berendo belakang. Ruangan ini merupakan serambi tetapi ada di belakang rumah. Ia merupakan tempat untuk bersantai khususnya bagi wanita. Berendo belakang pada rumah adat Bengkulu ini juga mirip dengan rumah adat Umeak Potong Jang, rumah Kubung Beranak dan juga Rumah Patah Sembilan.     (Adat, Budaya, Ciri Khas, Tradisi, Karakter, )



0 komentar:

Posting Komentar