Provinsi Bengkulu terletak
di Pulau Sumatera bagian barat daya. Ia berbatasan dengan Sumatera Barat, Jambi
di sebelah timur dan Lampung di arah selatan. Bengkulu dikenal dalam beragam
nama antara lain Bengkulen, Benkoelen, Bencoolen dan juga Bangkahulu. Dahulu,
wilayah ini pernah dihuni banyak kerajaan antara lain Kerajaan Selebar,
Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan
Marau Riang dan masih banyak lagi lainnya. Mungkin karena alasan inilah,
Bengkulu kemudian kental dengan budaya. Salah satu fitur seni yang bisa
dinikmati di tempat ini adalah rumah tradisional. Sama seperti wilayah
lainnya, juga menyimpan falsafah hidup masyarakat setempat.
Rumah Adat Bubungan Lima
Rumah adat Bengkulu bernama Bubungan Lima. Secara umum, bangunan ini tergolong rumah panggung. Sejatinya, nama “Bubungan Lima” melekat bukan tanpa alasan. Ia merujuk pada atap rumah tersebut. Selain disebut dengan “Bubungan Lima”, rumah adat Bengkulu ini juga terkadang dikenal dengan nama “Bubungan Haji” “Bubungan Limas”, dan juga “Bubungan Jembatan”.
Rumah apik nan cantik ini umumnya terbuat dari kayu medang kemuning atau dikenal juga dengan nama balam. Kayu ini dipilih sebab karakternya lembut namun ia tahan lama bahkan hingga ratusan tahun. Adapun bagian lantai rumah Bubungan Lima ini terbuat dari papan,. Bagian atapnya disusun dari ijuk enau bisa juga sirap. Bagian depan rumah terdapat tangga. Anak tangga ini berjumlah ganjil sebab berkaitan dengan adat dan kepercayaan setempat.
Jika didasarkan pada literatur yang ada, sebenarnya, rumah adat Bengkulu ini tidak ditujukan untuk tempat tinggal umum. Rumah Bubungan Lima memiliki fungsi khusus yakni sebagai tempat dilaksanakannya berbgai ritual adat seperti kelahiran, penyambutan tamu, perkawinan, dan juga kematian.
Bagian-Bagian Rumah Bubungan Lima
Rumah adat Bengkulu bernama Bubungan Lima. Secara umum, bangunan ini tergolong rumah panggung. Sejatinya, nama “Bubungan Lima” melekat bukan tanpa alasan. Ia merujuk pada atap rumah tersebut. Selain disebut dengan “Bubungan Lima”, rumah adat Bengkulu ini juga terkadang dikenal dengan nama “Bubungan Haji” “Bubungan Limas”, dan juga “Bubungan Jembatan”.
Rumah apik nan cantik ini umumnya terbuat dari kayu medang kemuning atau dikenal juga dengan nama balam. Kayu ini dipilih sebab karakternya lembut namun ia tahan lama bahkan hingga ratusan tahun. Adapun bagian lantai rumah Bubungan Lima ini terbuat dari papan,. Bagian atapnya disusun dari ijuk enau bisa juga sirap. Bagian depan rumah terdapat tangga. Anak tangga ini berjumlah ganjil sebab berkaitan dengan adat dan kepercayaan setempat.
Jika didasarkan pada literatur yang ada, sebenarnya, rumah adat Bengkulu ini tidak ditujukan untuk tempat tinggal umum. Rumah Bubungan Lima memiliki fungsi khusus yakni sebagai tempat dilaksanakannya berbgai ritual adat seperti kelahiran, penyambutan tamu, perkawinan, dan juga kematian.
Bagian-Bagian Rumah Bubungan Lima
Secara umum, rumah bubungan lima ini terdiri atas:
Bagian atas, yakni atap yang terbuat dari ijuk, seng namun
terkadang juga bambu. Bubungan yang dibuat dalam beragam bentuk. Pecu atau
plafon yang terbuat dari papan bisa juga pelupuh. Peran, yakni balok-balok di
bagian atas, fungsinya adalah untuk menghubungkan tiang di bagian atas rumah.
Kap, atau kerangka tempat kasau menempel. Kasau sendiri berfungsi untuk mendasi
reng. Sementara reng berperan sebagai tempat atap menempel. Bagian atas rumah
Bubungan Lima selanjutnya adalah listplang, sayuk dan penyunting.
Bagian tengah rumah terdiri atas, kusen atau kerangka
pintu juga jendela. Dinding yang lazim terbuat dari papan juga pelupuh. Jendela
dalam bentuk ram atau biasa. Pintu yang juga bisa dijumpai dalam bentuk ram
atau biasa. Tulusi atau lubang angin, lazimnya berada di atas pintu juga
jendela. Ia dibuat dalam beragam jenis lengkap dengan hiasan. Tiang penjuru.
Piangung atau tiang pengjuru halaman. Tiang tengah. Dan terakhir adalah bendok,
yakni balok yang melintang di sepanjang dinding.
Bagian bawah rumah bubungan lima antara lain lantai yang
tersusun dari papan, pelupuh dan juga bambu. Geladan yang terdiri atas 8 papan
dim, lebarnya 50 cm, ia dipasang di sepanjang dinding luar di atas balok.
Kijing, merupakan penutup balok yang ada di pinggir luar, ia ada di sepanjang
dinding rumah. Tilan, yakni balok sedang dengan fungsi sebagai tempat
menempelnya lantai. Balok besar yakni kerangka besar tempat lantai. Blandar,
yakni penahan talian, bagian ini dipasang melintang. Bedu, balok di bagian ats
tempat rel menempel. Bidai, dibuat dari bambu tebal dan dipasang melintang di
papan lantai. Tujuannya untuk mempertahankan dari serangan musuh dari arah
bawah rumah. Peluph kamar tidur, disusun sejajar dengan papan lantai atau di
atas bidai. Lapik tiang, yakni batu pondasi di tiap tiang rumah. Tangga depan
juga tangga belakang.
Susunan Rumah Bubungan Lima & Fungsinya
Jika didasarkan pada fungsi, maka susunan rumah adat Bengkulu ini, sebagai berikut:
Jika didasarkan pada fungsi, maka susunan rumah adat Bengkulu ini, sebagai berikut:
Berendo, yakni tempat untuk menerima tetamu yang kita
kenal. Dan tamu tersebut hanya menyampaikan pesan singkat dan tidak bertamu
dalam durasi yang lama. Berendo ini juga digunakan untuk bersantai di pagi dan
sore hari. Kadang ia juga digunakan anak-anak sebagai tempat bermain.
Hall, adalah ruang untuk menerima tetamu yang kita sudah
kenal dengan baik. Ia bisa juga kerabat atau tokoh yang disegani. Selain itu,
hall ini juga umum dipakai sebgai tempat untuk bercengkrama bersama dengan
keluarga utamanya di malah hari. Kadang juga ia dimanfaatkan sebagai tempat
belajar anak-anak dan tempat untuk bermufakat.
Bilik Gedang. Ruangan ini disebut juga dengan nama bilik
induk. Ia merupkan ruangan tempat tidur bagi suami dan istri juga anak kecil
yang belum disapih.
Bilik Gadis. Ruangan ini digunakan sebagai tempat untuk
si gadis dalam keluarga. Ruangan ini umumnya berada di dekat bilik gedang demi
alasan keamanan.
Ruang tengah. Bagian yang satu ini lazim dikosongkan dari
berbagai macam perabot rumah. Bagian sudutnya dilengkapi dengan tikar sebab
memang fungsi utamanya adalah tempat unutuk menerima tamu untuk si ibu rumah
tangga, atau juga keluarga dekat si gadis. Selain itu, ruangan ini juga sering
digunakan sebagai tempat tidurnya si bujang dalam rumah.
Ruang Makan. Merupakan bagian dari rumah bubungan lima
yang digunakan sebagai tempat untuk makan.
Garang. Adalah tempat untuk menyimpan tempayan air atau
disebut juga dengan nama gerigik. Ruangan ini lazim digunakan sebagai tempat
unutk mencuci piring juga bersih-bersih diri sebelum memulai aktifitas dapur.
Dapur, ruangan ini ada di bagian belakang rumah dekat
dengan garang.
Berendo belakang. Ruangan ini merupakan serambi tetapi
ada di belakang rumah. Ia merupakan tempat untuk bersantai khususnya bagi
wanita. Berendo belakang pada rumah
adat Bengkulu ini juga mirip
dengan rumah adat Umeak Potong Jang, rumah Kubung Beranak dan juga Rumah Patah
Sembilan. (Adat, Budaya, Ciri Khas, Tradisi, Karakter, )
0 komentar:
Posting Komentar